Kamis, 30 September 2010

Manfaat Belajar Filsafat

A.   Secara garis besar..manfaat belajar filsafat adalah sebagai berikut:

1.       Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya.
2.       Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita
3.       Filsafat membuat kita lebih kritis
4.       Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
-      Menalar secara jelas
-      Membedakan argumen yang baik dan yang buruk
-      Menyampaikan pendapat secara jelas
-      Melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
-      Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.
5.       Filsafat dapat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan cara pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa studi filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus.  Jadi filsafat membantu untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan asasi manusia tentang realitas (filsafat teoritis) dan lingkup tanggung jawabnya (filsafat praktis). Kemampuan itu dipelajarinya dari luar jalur secara sistematik dan secara historis.

Pertama secara sistematis. Artinya filsafat menawarkan metode-metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab, dan keadilan dan sebagainya.

Jalur kedua melalui jalur sejarah filsafat. Di situ orang belajar untuk mendalami, menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filosof terkemuka terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Kemampuan ini memberikan sekurang-kurangnya tiga kemampuan yang memang sangat dibutuhkan oleh segenap orang yang dizaman sekarang harus atau mau memberikan pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan spiritual dan intelektual dalam masyarakat:

1.       Suatu pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan mempelajari pendekatan-pendekatan pokok terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia paling hakiki, serta mendalami jawaban-jawaban yang diberikan oleh pemikir-pemikir besar umat manusia, wawasan dan pengertian kita sendiri diperluas.

2.       Kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi-argumentasi, pendapat-pendapat, tuntutan-tuntutan, dan legitimasi-legitimasi dari pelbagai ajaran agama, ideologi dan pandangan dunia. Secara singkat, filsafat selalu juga merupakan kritik ideologi. Justru kemampuan ini sangat diperlukan dewasa ini di mana kebudayaan merupakan pasaran ide-ide dan ideologi-ideologi relegius dan politis yang mampu membujuk manusia untuk mempercayakan diri secara buta kepada mereka. Dalam situasi ini sangat diperlukan kemampuan untuk tidak sekedar menolak ideologi-ideologi secara dogmatis dan dari luar, melainkan untuk menangggapi secara kritis dan argumentatif.
3.       Pendasaran metodis dan wawasan lebih mendalam serta kritis dalam menjalani studi-studi di ilmu-ilmu khusus, termasuk teologi.

Dapat dikatakan bahwa filsafat sangat diperlukan oleh profesi-profesi seperti pendidik, pengarang, dan penerbit, budayawan, sosiolog, psikolog, ilmuwan politik, agamawan, termasuk kiyai, pendeta, pastur,dan teolog.

B.    Filsafat di Indonesia

Filsafat tidak hanya berguna pada umumnya, melainkan mempunyai fungsi khusus dalam lingkungan sosial-budaya Indonesia. Ada beberapa filsafat secara khusus dibangsa ini, antara lain:

1.       Bangsa Indonesia terletak di tengah-tengah dinamika proses modernisasi yang meliputi banyak bidang dan hanya hanya untuk sebagian dapat dikemudikan melalui kebijakan pembangunan. Menghadapi tantangan modernisasi dengan perubahan dengan perubahan pandangan hidup, nilai-niali, dan norma-norma. Filsafat dapat membantu untuk mengambil sikap yang sekaligus terbuka dan kritis.

2.       Filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan- kebudayaan, tradisi-tradisi, dan filsafat indonesia serta untuk mengaktualisasikannya bagi Indonesia modern yang sedang kita bangun. filsafatlah yang paling sanggup untuk mendekati warisan rohani tidak hanya secara museal dan verbalistik, melainkan evaluatif, kritis, dan refleksif, sehingga kekayaan rohani rohani bangsa dapat menjadi modal dalam pembentukan terus-menerus identitas modern bangsa Indonesia.

3.       Sebagai kritik ideologi, filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi dan membuka kedok-kedok ideologis pelbagai bentuk ketidakadilan sosial dan pelanggaran-pelanggaran terhadap martabat dan hak-hak asasi manusia yang masih terjadi. Jadi filsafat membuat sanggup untuk tidak tertipu oleh slogan-slogan ideologis, untuk melihat secara terbuka masalah-masalah masalh sosial secara percaturan kekuasaan yang sedang berlangsung.

4.       Filsafat merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupan intelektual bangsa pada umumnya dan pada khususnya pada lingkungan universitas-universitas dan lingkungan akademis.

5.       Salah satu fungsi terpenting filsafat adalah bahwa ia menyediakan dasar dan sarana sekaligus bagi diadakanya dialog daantara agama-agama yang ada di Indonesia pada umumnya dan secara khusus dalam rangka kerja sama antar-agama dalam membangun masyarakat adil-makmur berdasarkan pancasila. Jadi filsafat adalah dasar bagus bagi dialog antar agama, karena argumentasinya mengacu pada manusia dan rasionalitas pada umumnya, tidak terbatas pada pendekatan salah satu agama tertentu itupun tanpa mengurangi pentingnya sikap beragama. Justru para agamawan memerlukan filsafat supaya dapat berbicara satu sama laindan bersama-sama memecahkan masalah-masalah nasional.

(Sumber : http://www.yahoo.com/)

Rabu, 29 September 2010

Logika, Istilah dan Definisi

Mungkin dalam hati Anda semua bertanya, kenapa istilah itu harus diolah sedemikian rupa ya? Ini memang betul bahwa istilah juga perlu diolah dengan baik laiknya memasak nasi. Sebab, kalau menurut hemat saya, dunia filsafat ataupun dunia ilmu, bertumpu pada pengolahan istilah yang semakin lama semakin kompleks pengertiannya.
Misalnya saja, kata globe (dunia) dalam bahasa Inggris mendapatkan pengertian yang sangat kompleks ketika berubah menjadi istilah globalization (mendunia atau globalisasi). Bagi yang paham benar dengan pengertian istilah tersebut, pastilah ia akan memahami kompleksitas pengertiannya. Sebab, ini bukan hanya menyangkut pada semakin banyaknya orang yang berkunjung antar negara, tetapi juga berhubungan dengan kasus penyelundupan obat-obatan terlarang, masalah perusahaan multinasional, hubungan diplomatik, ataupun kompetisi internasional di bidang pendidikan, tenaga profesional, hingga teknologi militer.
Ya, globalisasi mengandaikan semuanya itu dan juga soal-soal yang tidak saya sebutkan. Kita tidak dapat mereduksi atau memangkas pengertian istilah ini sebagai sesuatu yang sederhana seperti terkandung dalam pengertian "mendunia". Oleh karenanya, menjadi penting bila suatu istilah itu dipahami dengan baik. Supaya istilah ini dipahami dengan baik, kita harus mengolahnya dengan baik pula. Lalu, bagaimana caranya suatu istilah itu dapat diolah dengan baik?
Pengolahan istilah yang baik sebenarnya dilaksanakan dengan cara "membatasi pengertiannya". Atau, nama lain untuk pembatasan pengertian suatu istilah tiada lain daripada yang disebut definition (definisi). Dalam logika, pemberian definisi suatu istilah dipenuhi oleh dua unsur, yaitu definiendum (istilah yang hendak dibatasi pengertiannya) dan definiens (uraian tentang batasan untuk istilah yang dimaksud). Selain dua unsur yang telah disebutkan, suatu definisi harus memenuhi syarat-syarat seperti terurai di bawah ini.
  1. Suatu definisi tidak boleh lebih atau kurang daripada pengertian dasar istilah yang didefinisikan.
    Misalnya: Manusia adalah hewan.
    Definisi istilah manusia ini menjadi salah karena pengertian hewan melebihi pengertian manusia. Sebab, kata hewan dipakai juga untuk menyebut jenis yang lainnya dan bukan hanya manusia.
  2. Definisi tidak boleh dinyatakan dalam bahasa yang samar-samar.
    Misalnya: Anjing adalah yang berkaki empat.
    Definisi istilah anjing di atas masih terlalu samar pengertiannya dan dapat tertukar dengan pengertian kucing atau kuda yang sama-sama memiliki empat kaki.
  3. Definisi tidak boleh diberi istilah yang didefinisikan atau sinonimnya.
    Misalnya: Binatang adalah hewan.
    Istilah binatang merupakan kata lain yang sepadan (atau sinonim) untuk istilah hewan. Jadi, tidak dapat digunakan untuk membuat pengertian batasan yang dibutuhkan untuk istilah binatang.
  4. Definisi tidak boleh dinyatakan dalam bentuk negatif apabila masih mungkin dinyatakan dalam bentuk positif.
    Misalnya: Salah adalah tidak benar.
    Dalam definisi istilah salah, pengertian tidak benar merupakan pengertian yang tidak menjelaskan pengertian salah itu sendiri. Kita sudah mengetahui bila salah akan berarti tidak benar. Jadi, definisi ini merupakan suatu definisi yang buruk karena tidak memberikan pengertian yang baik tentang istilah salah.
Catatan:
Referensi untuk syarat definisi diambil dari buku Partap Sing Mehra dan Jazir Burhan, 2001, Pengantar Logika Tradisional, cet. VII, Putra A. Bardin, Bandung, hal. 27-8.
Bila suatu definisi memenuhi dua unsur dan keempat syarat yang telah disebutkan, maka istilah yang didefinisikan menjadi sah dalam pengujian logika.

Untuk memahami lebih jauh penerapannya, kita akan menerapkan aturan definisi ini dalam membuat suatu pengertian yang baik untuk istilah globalisasi.

Globalisasi (Definiendum) = Proses interaksi antar negara maupun warga negaranya yang mengakibatkan perubahan mendasar pada budaya dan orang-orang yang ada pada masing-masing wilayah negara yang berinteraksi. (Definiens)

Pada kasus pendefinisian istilah globalisasi di atas ini, kita mendapati bahwa uraian tentang istilah itu mengambil titik tekan pada interaksi antar negara dan juga antar warga negara. Namun, pengertian istilah ini menjadi semakin jelas ketika ada efek yang dihasilkan dari jenis interaksi tersebut yang berpengaruh pada budaya maupun orang-orang yang hidup di negara yang melakukan interaksi tersebut. Definisi ini memenuhi semua syarat yang diajukan di atas kalau Anda memperhatikannya secara seksama. Sebab, pengertian globalisasi menjadi proses interaksi antar negara maupun warga negara secara umum tidak melebihi pengertian globalisasi yang dasar, uraian tentang istilah globalisasi dalam definiens tidak samar, tidak ada pengulangan istilah globalisasi dalam definiens, dan definisi di atas tidak dinyatakan dalam bentuk negatif.
Walaupun demikian, mungkin ada orang yang berkeberatan mengenai isi dari pengertian globalisasi di atas. Atas keberatan yang serupa ini, sebenarnya tidak terlalu penting untuk dipertimbangkan dalam konteks logika. Sebab, suatu definisi dapat saja memiliki pengertian yang berbeda sesuai titik tekan yang dipilihnya. Masalah utama dan yang paling mendasar sebenarnya terletak pada apakah definisi yang dibuat sudah memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan atau belum dan bukan pada isi definiens yang dapat berisi penguraian yang bermacam-macam pengertiannya sesuai dengan keinginan si pembuat definisi.
(Sumber : http://www.belajar-filsafat.com/)